Senin, 16 November 2009

Naik Haji di Puncak Gunung???


Ada yang Khas dengan daerah Makassar dan Sekitarnya......

Jika kita Mengenal Ibadah Haji , yah dilaksanakan di Kota Suci Mekkah yang mana Ka'bah Menjadi Siombol utama nya.

Intinya Haji = Ka'bah.. kira-kira begitu. Namun bagi sebagian masnyarakat sulawesi selatan di daerah Kabupaten GOWA ada yang melaksanakan Ibadah Haji di Puncak Gunung. tepatnya dilaksanakan di Puncak Gunung Bawakaraeng.


Secara Bahasa Bawakaraeng berasal dari kata Bawa dan karaeng. Bawa artinya mulut dan Karaeng artinya TUHAN. Jadi bawakaraeng = Mulut Tuhan. Memang, di balik keindahan puncak Gunung Bawakaraeng tersimpan banyak cerita mistik. Konon apabila bumi yang bulat ini diratakan maka gunung dengan ketinggian 2.830 dari permukaan laut ini dipercaya sebagai pusat bumi. Gunung Bawakaraeng dianggap memiliki energi yang sangat besar dan merupakan tempat pilihan para wali untuk mempermantap ilmunya. Secara harfiah Bawakaraeng artinya Mulut (bawa) Sang Pencipta (karaeng), dan nama ini pula yang menyuburkan berbagai mistik serta kepercayaan.


Berbagai Masyarakat dari kabupaten2 di Sulsel banyak yang berdatangan. Bagi mereka Mendaki Puncak Gunung Bawakaraeng sama nilainya dengan Ibadah Haji di Makkah. Ritual ini tentu saja sangat bertentanangan dengan ajaran agama Islam. Masyarakat membawa sesajen se[perti beras ketan dan kawan-kawan sebagai persembahan. Uniknya, ritual Haji Bawakaraeng ini dilaksanakan tidak sekadar untuk mendapatkan gelar “haji”, tapi yang lebih penting adalah untuk memohon keselamatan, rezeki dan juga permintaan khusus lainnya kepada yang Maha Kuasa.

menggelar sajadah nich!!!

Sumber lain mengatakan bahwa Haji Bawakaraeng adalah salah satu aktivitas Filosofis dari Masyarakat sekitar yang melambangkan Kesungguhan dalam menjalani hidup karena mereka meyakini bahwa mendaki gunung dan mencapai puncaknya memiliki kenikmatan tersendiri . Dan kenikmatan itulah yang mereka samakan dengan kenikmatan ketika Menjalankan Ibadah Haji. Tentu saja dengan Argumentasi ini mereka menolak dengan KERAS jika di katakan sebagai Aliran BAru yang sesat dan Menyesatkan. Karena Mereka Mengaku masih meyakini bahwa Ka'bah dan Mekkah adalah Haji yang sesungguhnya.

Anyway Pelaksanaan ibadah ini sendiri bisa dipandang sebagai wujud pencampuradukan kepercayaan lama, ritual mistik, dan ajaran Islam, yang memang masih ditemukan di kelompok masyarakat tertentu di berbagai daerah di Indonesia.



Lalu bagaimana jika Ka'bah Hancur di tahun 2012?? (simak ceritanya, klik disini )..





Apakah Jemaah Haji dari Seluruh Dunia Akan berpindah ke Gunung ini???? Mungkin kah bisa menjadi Tambahan Devisa buat Negara ya??? So Pemerintah RI yg akan memberi quota Haji di dunia.. hahhahahahaha..................... Gak mungkin lah Ka'bah bisa tergantikan.. Bener gak???? So Pokoknya kita mesti Berhaji di Ka'bah ,, Mekkah Al Mukarromah... Yuk kita Berhaji... Labikallah humma labaik...:)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar